MUSIBAH (KUMPULAN HADITS MI-114 EDISI 21)
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
(Al - Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 155-157).
KUMPULAN NOMOR 101
ISTIRJA
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah mengabarkan kepada kami Tsabit, dari Ibnu Umar bin Abu Salamah, dari ayahnya dari Ummu Salamah, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang diantara kalian tertimpa musibah maka hendaknya ia mengucapkan;
“INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI RAAJI'UUN ALLAAHUMMA 'INDAKA AHTASIBU MUSHIIBATII FA AJIRNII FIIHAA WA ABDIL LII BIHAA KHAIRAN MINHAA” (yang artinya):“sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kepadaNya kami akan kembali. Ya Allah aku mengharapkan kebaikan pada musibahku dan berilah aku kebaikan padanya dan gantikanlah (yang habis akibat musibah) untukku yang lebih baik darinya”.
(HR Abu Daud nomor 2712).
KUMPULAN NOMOR 102
KEUTAMAAN ISTIRJA
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Waki' Ibnul Jarrah dari Hisyam bin Ziyad dari Ibnunya dari Fathimah binti Al Husain dari Bapaknya ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa tertimpa musibah kemudian teringat kejadian tersebut lalu mengucapkan istirja (ucapan Inna Lillaahi wa Inna Ilaihi Raaji'uun), meskipun kejadiannya telah berlalu, maka Allah tetap akan menulis pahalanya.".
(HR. Ibnu Majah nomor 1589).
Jangan mencaci maki musibah dan jangan juga mengeluhkan musibah. Gunakan lisan kita untuk mengucapkan istirja adalah jauh lebih bermanfaat dari sekedar marah-marah atau mengucapkan kata-kata putus asah.
KUMPULAN NOMOR 103
PERUMPAMAAN ORANG MUKMIN
Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali Al Khallal dan yang lain, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Sa'id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang mu`min seperti tanaman, angin senantiasa menerpanya (ke kiri dan ke kanan) dan orang mu`min itu akan senantiasa tertimpa musibah, sedangkan perumpamaan orang munafik seperti pohon padi, tidaklah ia bergerak hingga di ketam." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.
(HR. Tirmidzi nomor 2792).
Sabar, tawakal kepada Allah dan teruslah berikhtiar pasca tertimpa musibah. Karena sesungguhnya orang yang lebih kuat adalah orang yang mampu bangkit dari keterpurukan setelah tertimpa musibah.
KUMPULAN NOMOR 104
JANGAN BERANGAN-ANGAN UNTUK MATI
Telah menceritakan kepada kami Ibnu Salam telah mengabarkan kepada kami Isma'il bin 'Ulayyah dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas radliallahu 'anhu dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alahi wasallam bersabda: "Janganlah salah seorang dari kalian berangan-angan untuk mati karena musibah yang menimpanya, kalau memang hal itu harus, hendaknya ia mengatakan; "Ya Allah, hidupkanlah aku jika kehidupan itu baik untukku, dan matikanlah aku jika kematian itu baik bagiku.".
(HR. Bukhari nomor 5874).
Jangan larut dalam kesedihan ketika tertimpa musibah, karena yakinlah bahwa musibah bagi orang-orang yang beriman adalah penghapus dosa dan ujian untuk meningkatkan derajat iman kita menjadi lebih tinggi di sisi Allah SWT.
KUMPULAN NOMOR 105
BOLEH MEMINTA
Telah menceritakan kepada kami Musaddad dan Abu Nu'aim dari Hammad bin Zaid dari Harun bin Riyab dari Kinanah bin Nu'aim dari Qabishah bin Mukhariq Al Hilali, ia berkata, "Aku menanggung sebuah denda, maka aku pun datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan menanyakannya kepada beliau, lalu beliau bersabda: "Tunggulah wahai Qabishah, hingga datang Zakat kepada kami dan kami bisa memberikannya kepada kamu." Kemudian beliau bersabda lagi: "Wahai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta tidaklah halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang, yaitu seseorang yang menanggung denda, seseorang yang tertimpa musibah yang menghabiskan hartanya, dan seseorang yang tertimpa kefakiran hingga tiga orang yang berakal sempurna dari kaumnya mengatakan bahwa ia telah tertimpa kefakiran. Mereka boleh meminta sampai mendapatkan penopang hidup atau dapat menutupi kebutuhan hidup, kemudian hendaklah mereka menahan diri. Wahai Qabishah, meminta-minta dari selain itu adalah dosa, dan makan (dengan uang hasil meminta-minta) adalah dosa.".
(HR. Darimi nomor 1616).
* * *