Shalat di awali dengan Takbiratul Ihram, yaitu mengucap Allahu Akbar sambil mengangkat kedua tangan setinggi bahu atau setinggi telinga. Salah satu makna dari takbir pembuka shalat ini adalah untuk menguatkan kita umat Islam, bahwa dalam kondisi apapun, tatkala masuk waktu shalat, maka kita diperintahkan untuk berdiri tegak, menghadap kiblat dan berkata Allah Maha besar. Semua adalah kecil, harta, jabatan, dunia dan seiisinya adalah kecil, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Allah SWT. Maka pada saat hati kita sedang kecil karena terpuruk, gagal, dan terjatuh, selalu ingat kepada Allah SWT, jadikan Shalat sebagai penolong, jangan putus asah, segara menghadap dan berserah diri kepada Allah SWT dengan berdiri tegak tunaikan Shalat.
Setelah takbiratul ihram, kita disunnahkan membaca do’a iftitah. Umar r.a. meriwayatkan, “Ketika kami sedang Shalat bersama Rasulullah s.a.w., tiba-tiba salah seorang jama’ah mengucapkan ‘Allah Maha Besar lagi Sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore (do’a iftitah)’. Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya, ‘siapa yang membaca doa tadi?’ Kemudian orang yang membacanya menjawab, ‘Saya, ya Rasulullah.’ Selanjutnya beliau bersabda, ‘Pintu-pintu langit terbuka karena doa itu.’” Umar r.a kemudian berkata, “Sejak saat itu, saya tidak pernah tidak membaca doa iftitah dalam shalat”.
Setelah kita membaca do’a iftitah, kita menunaikan rukun Shalat yaitu membaca Al-Qur’an Surah Al-Fatihah, yang didalamnya terdapat dzikir dan do’a. Di ayat yang pertama sampai ketiga, kita mengucap basmallah dan hamdallah, menyebut nama Allah SWT, memuji Allah SWT, menyebut asma-Nya. Di ayat yang keempat dan kelima kita mengagungkan kebesaran dan kekuasaannya, seraya berserah diri kepada Allah SWT dengan berikrar bahwa hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan hanya kepada Allah SWT kita mohon pertolongan. Kita tidak menyembah uang, jabatan, kekuasaan, manusia, dan materi duniawi, dan kita juga tidak akan memohon-mohon kepada selain Allah SWT untuk urusan apapun. Setelahnya di ayat keenam kita berdo’a memohon agar Allah SWT mengantarkan kita menuju jalan keselamatan di dunia dan di akhirath, dan kita berdo’a memohon agar kita dijaga, dijauhkan dari jalan orang-orang yang dimurkai Allah SWT dan dijauhkan dari jalan orang-orang yang sesat.
Di saat ruku, kita bertasbih dan memuji Allah SWT dan saat i’tidal kita memohon agar Allah SWT mendengar tasbih dan pujian kita kepada-Nya. Di saat sujud kita kembali bertasbih dan memuji Allah SWT dan pada saat duduk di antara dua sujud kita kembali berdo’a dengan meminta 8 hal kepada Allah SWT. Sebelum kita mengakhiri Shalat kita, kita sampaikan kembali penghormatan serta pujian dan do’a. Di akhir Shalat kita, terucap salam yang disertai dengan gerakan menghadap ke kanan dan ke kiri. Shalat tidak lepas dari do’a dan dzikir.
Setelah selesai Shalat, kita masih dapat berdo’a dan berdzikir. Berdasarkan hadis Abdullah bin Amru radhiallahu ‘anhu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَلَّتَانِ لَا يُحْصِيهِمَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ أَلَا وَهُمَا يَسِيرٌ وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيلٌ يُسَبِّحُ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ عَشْرًا وَيَحْمَدُهُ عَشْرًا وَيُكَبِّرُهُ عَشْرًا
“Ada dua perkara, setiap muslim yang konsisten melakukannya akan masuk ke dalam surga. Keduanya sangatlah mudah, namun sangat jarang yang mampu konsisten mengamalkannya. (Perkara yang pertama) adalah bertasbih, bertahmid, dan bertakbir masing-masing sebanyak sepuluh kali sesudah menunaikan shalat fardhu.” (Sahih; H.R. Tirmidzi, no. 3410; Shahihut Tirmidzi, no. 2714).
* * *